Jumat, 16 Desember 2011

ketahanan nasioal

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang merdeka, merdeka bukan berarti Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Dalam hal ini bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Bila ditinjau dari segi geopolitik dan segi geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap pengaruh kehidupan selain itu membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk mempertahankan NKRI bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan agar mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari manapun datangnya.
1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1.3  Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan kita sebagai mahasiswa dalam pengetahuan dan penerapan Ketahanan Nasional.

1.4  POKOK-POKOK PIKIRAN
a)      Bangsa yang Berbudaya
manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam. Sehingga mempunyai tambahan tentang pengetahuanya dalam membela bangsa Indonesia.
b)      Tujuan Nasional Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara
Tujuan nasional menjadi dasar pikiran utama dalam mempertahankan  ketahanan nasional dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap menghadapi segala ancaman.




















BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
           
2.2 HAKEKAT KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN  NASIONAL INDONESIA

1.      Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara.
2.      Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

2.3 SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
  1. Mandiri adalah Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian Bangsa. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin hubungan kerjasama yang kuat dan saling menguntungkan
  2. Dinamis adalahBerubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategis.
  3. Wibawa adalah Pembinaan ketahanan nasional yang berwibawa akan membawa bangsa ini pada kemampuan bangsa yang kokoh dan menjadi faktor yang sangat diperhatikan pihak lain.
  4. Konsultasi dan Kerjasama adalah Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai akan membuat bangsa ini mendapat pengetahuan lebih tentang ketahanan nasional.

2.4 PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN BERNEGARA
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan Tri gatra adalah aspek alamiah  ( tangible) dan Pancagatra adalah aspek sosial ( intangible):, yaitu meliputi:
1.      Aspek alamiah (Statis)
a.       Geografi  
b.      Kependudukan
c.        Sumber kekayaan alam
2.      Aspek sosial (Dinamis)
a.       Ideologi
b.      Politik
c.       Ekonomi
d.      Sosial budaya
e.       Ketahanan keamanan


2.4.1 PENGARUH ASPEK IDEOLOGI
Ideologi yaitub Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa ini. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Dalam Pengaruh Aspek Ideologi mencakup Ideologi Dunia dan Ideologi Pancasila

2.4.1.1  IDEOLOGI DUNIA
a.       Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski

b.      Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme,akan:

1)      Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2)      Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
3)      Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4)      Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.

c.       PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.

2.4.1.2  IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
1)      Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
2)      Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3)      Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
4)      Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
5)      Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
6)      Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain

2.4.2 PENGARUH ASPEK POLITIK

Politik di Indonesia:
1.      Politik DalamNegeri
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri adalah suatu Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
Politik dalam negri Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-unsurnya:
a)      StrukturPolitik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional yang sesuai dengan UUD,
b)      ProsesPolitik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemim
lisasi hak dan kewajiban rakyat dalam ke untuk mendapatkan sosok pemimpin yang di butuhkan oleh bangsa dalm kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional.
c)      KomunikasiPolitik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehid
UUD yang telah mengattrat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber i element, mulai dari masyarakat sampai pada kepala pemerintahan.nPolitik tar bangsa

Politik luar negri:
Ketahanan pada aspek politik luar negeri mungkin bisa dengan cara meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.Pnakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas     Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Aktif      Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkanl dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa.

2.4.3 PENGARUH ASPEK EKONOMI
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD ‘45
  Sistem perekonomian sebagai usaha bei hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
  Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa l yang menunjang, antara lain:
1.      Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata.
2.      EkonomiKerakyatanMenghindari:
a.       Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
b.      Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
c.       Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
3.      Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.
4.      Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5.      Pemerataan pembangunan.
6.      Kemampuan bersaing.

2.4.4 PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA

Sosial adalah Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu
Budaya adalah Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.    
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
·         Religius
·         Kekeluargaan
·         Hidup seba selaras
·         Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.


2.4.5 PENGARUH ASPEK HANKAM
  Pertahanan Keamanan Indonesia adalah Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
-       Struktur kekuatan
-       Tingkat kemampuan
-       Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat         pendekatan:
1.      Ancaman
2.      Misi
3.      Kewilayahan
4.      Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
-       Menegakkan HAM
-       Demokrasi
-       Penegakan hukum
-       Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):
1.      Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
2.      Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
3.      Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.

Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan
1.      Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan SISKAMNAS.
2.      Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
3.      Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan.
4.      Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
5.      Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
6.      Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.
7.      TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.
8.      Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.









BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dan Saran
Ketahanan Nasional saat ini dirasakan makin diuji dengan semakin banyaknya dampak –dampak yang dirasakan atas berlakunya kebijakan masyarakat dunia tentang konsep globalisasi dimana tiap masing-masing negara yang merupakan warga dunia semakin membuka diri, globalisasi yang akan melahirkan berbagai kebijakan diberbagai sektor dan salah satunya adalah kebijakan mengenai pasar bebas hal ini dirasakan sangat memberatkan pelaku usaha mikro di Indonesia yang mana siap atau tidak siap, mau atau tidak mau harus dapat bersaing dengan produk-produk yang dihasilkan oleh negara lain terutama china yang merupakan produsen terbesar pada hampir semua produk yang dapat memberikan harga yang jauh sangat murah.
Ketahanan Nasional NKRI yang memiliki pengertian, “kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.”, haruslah dapat ditingkatkan diberbagai levelnya.
Pemerintah sebagai pemegang otoritas telah melakukan berbagai hal di berbagai sektor agar dapat mengantisipasi ancaman Globalisasi dan perkembangan Iptek, diantaranya sebagai berikut:
1.        BIDANG  EKONOMI
2.        BIDANG POLITIK
3.        BIDANG AGAMA
4.        BIDANG SOSIAL BUDAYA
5.        BIDANG PENDIDIKAN 
Dimasa depan akan muncul satu industri yang besar yaitu industri kreatif maka dari itu hendaknya pemerintah dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggaan nasional terhadap kreasi dan produksi dalam negeri. Pemerintah hendaknya dapat mengantisipasi pengaruh dari era globalisasi dan perkembangan Iptek serta dapat menekan tumbuhnya nilai-nilai yang dapat merusak kepribadian bangsa. ……………………….


interaksi dengan dunia internasional

INTERAKSI DENGAN DUNIA INTERNASIONAL

 

 

A. PENTINGNYA KERJASAMA INTERNASIONAL


Cakupan kerja sama ekonomi internasional luas sekali. Ada yang langsung memberikan manfaat dan ada yang baru memberi manfaat dalam jangka panjang. Kerja sama ekonomi yang dapat langsung memberikan manfaat terutama adalah per­dagangan internasional. Sebab negara yang melakukannya akan segera mengalami peningkatan penggunaan barang-jasa maupun faktor produksi. Misalnya dengan mengimpor mobil dari Korea Selatan, masyarakat Indonesia dapal menikmati mobil dengan jumlah yang lebih banyak dan mungkin juga harga yang lebih murah.
Sementara itu kerja sama yang memberikan manfaat dalam jangka panjang misalnya adalah penanaman modal langsung. Pengusaha Amerika Serikat yang menanamkan modalnya dalam bidang industri di Indonesia, membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat berproduksi.

 

B. Teori perdagangan INTERNASIONAL


a. Merkantilisme

Merkantilisme adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa perekonomian suatu negara makin makmur bila mampu memaksimalkan sur­plus perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor sekaligus meminimumkan impor. Dengan demikian surplus perdagangan akan maksimal.


b. Keunggulan Absolut (Absolut Advantages)
Teori keunggulan absolut (absolut advantages) dibangun oleh Adam Smith sebagai perbaikan atas Merkantilisme. Menurut Smith, surplus perdagangan yang dipaksakan lewat mekanisme proteksi dan pemberian monopoli akan mengorbankan efisiensi dan produktivitas. Sebab lewat perlindungan dan hak monopoli, pengusaha tidak ter­dorong untuk melakukan efisiensi dan inovasi. Akibatnya, produksi yang dihasilkan bukan saja jumlahnya menjadi lebih sedikit, tetapi juga harga jualnya makin mahal, kualitasnya pun belum tentu baik. Dengan kata lain, harga yang harus dibayar dari kebijakan perlindungan seperti yang diusulkan Merkantilisme adalah kesejahteraan rakyat.
Sebaliknya, Smith amat yakin bahwa perdagangan akan meningkatkan kemak­muran bila dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan bebas. Melalui mekanisme perdagangan bebas, para pelaku ekonomi diarahkan untuk melakukan spesialisasi dalam upaya peningkatan efisiensi. Menurut Smith, sebaiknya spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilihat dari ke­mampuan produksi dengan biaya lebih rendah.
Untuk memahami konsep Smith, kita membangun dunia khayal yang terdiri atas dua negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Komoditas yang diproduksi juga hanya dua yaitu sepeda motor dan beras. Biaya produksi semata-mata adalah biaya te­naga kerja, di mana jumlah dan kualitas serta upah tenaga kerja di kedua negara ter­sebut adalah sama. Tidak ada biaya transaksi dan biaya transportasi. Data hipotetis tentang tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap unit komoditas di masing-masing negara tertera dalam Tabel 5.2 di bawah ini.





              Blaya Produksl per Unit Sepeda Motor dan Beras
Diukur Dengan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan untuk
Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan Jepang

Negara
Motor (M)
Beras (8)
Rasio Tukar
Domestlk

Indonesia
60
15
1M: 4B

Jepang
1 2
24
1 M : 1 / 2 8

Dari Tabel di atas terlihat bahwa bagi Indonesia biaya produksi per unit sepeda motor adalah empat kali lebih mahal daripada biaya produksi per unit beras (1 unit = I ton). Sebab untuk memproduksi satu unit sepeda motor dibutuhkan 40 tenaga kerja, sedangkan satu unit beras dibutuhkan 10 tenaga kerja, sehingga rasio tukar domestiknya adalah 1 : 4. Artinya, setiap unit motor nilainya sama dengan 4 unit beras. Bagi Jepang, biaya produksi per unit motor hanya separo biaya produksi per unit beras. Sebab biaya produksi per unit beras adalah 24, sedangkan per unit motor hanya 12. Dengan demi­kian rasio tukar domestik adalah 1 : 1/2; Setiap unit motor setara dengan setengah unit beras.
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa secara absolut Jepang lebih efisien dalam memproduksi motor, sedangkan Indonesia lebih efisien dalam memproduksi beras. Hal ini lebih jelas bila kita melihat kurva kemungkinan produksi (production possibilities curve, disingkat PPC) kedua negara tersebut. Bila jumlah tenaga kerja di masing-masing negara adalah 1000 orang, maka kombinasi output yang dihasilkan dan PPC adalah sebagai berikut.





Potensi Produksi Sepeda Motor dan Beras di Indonesia dan Jepang
Tanpa Spesialisasi (Unit)


Negara
Motor (M)
Beras (8)
Rasio Tukar
Domestlk

Indonesia
20
80
1M: 4B

Jepang
100
50
1 M : 1 / 2 8
Dari diagram terlihat, karena biaya produksi motor di Jepang Iebih murah daripada biaya produksi motor di Indonesia, maka jika seluruh tenaga kerja dialokasikan untuk memproduksi motor, Jepang mampu memproduksi motor Iebih banyak daripada Indonesia. Sebaliknya, Indonesia mampu memproduksi Iebih banyak beras. Karena itu sebaiknya Jepang menspesialisasikan diri pada produksi motor, sedangkan Indonesia pada beras.

1) Manfaat Spesialisasi

Yang dimaksud dengan manfaat perdagangan internasional adalah meningkatnya kemampuan potensial konsumsi domestik akibat perdagangan dengan negara lain. Untuk membuktikannya, marl kita perhatikan lanjutan tabel selanjutnya.
Seandainya pada awalnya baik Indonesia maupun Jepang mengalokasikan masing-masing separo tenaga kerjanya untuk memproduksi motor. dan beras, maka hasilnya adalah: Kombinasi konsumsi domestik Indonesia: 10 unit motor dan 40 unit beras. Kombinasi konsumsi domestik Jepang adalah 50 unit motor dan 25 unit beras. Total konsumsi dunia adalah 60 unit motor dan 65 unit beras.
Bila masing-masing negara melakukan spesialisasi, di mana Indonesia hanya memproduksi beras, sedangkan Jepang hanya memproduksi motor, maka kemung­kinan konsumsi rakyat di kedua negara akan makin besar. Sebab dengan spesialisasi, produksi motor menjadi 100 unit atau meningkat sebesar 40 unit, sementara produksi beras menjadi 80 unit atau meningkat 15 unit.
Potensi Produksi Sepeda Motor dan Beras di Indonesia dan Jepang
Tanpa Spesialisasi (Unit)


Negara
Sebelum Spesialisasi
Sesudah Spesialisasi

Motor
Beras
Motor
Beras


Indonesia
10
40
0
80


Jepang
50
25
100
0


Total Dunia
60
65
100
80




2) Manfaat Perdagangan Luar Negeri
Potensi peningkatan konsumsi karena spesialisasi baru terwujud bila Indonesia dan Jepang mau melakukan perdagangan, di mana Indonesia menjual beras ke Jepang untuk memperoleh motor, sebaliknya Jepang menjual motor ke Indonesia untuk memperoleh beras. Terjadi atau tidaknya perdagangan antara Indonesia dan Jepang sangat ditentukan oleh nilai tukar internasional, Selama harga jual internasional komoditas unggulan masing-masing negara adalah lebih mahal daripada harga domestik, maka masing-masing negara akan melakukan perdagangan, sebab hasilnya lebih menguntungkan.
Bagi Indonesia yang mempunyai keunggulan absolut terhadap beras, bila harga jual motor Jepang lebih kecil dari 4 unit beras, maka Indonesia akan impor motor dari Jepang, sebab harga motor Jepang lebih murah dibandingkan harga motor domestik. Dilihat dari sisi Jepang, jika harga beras Indonesia kurang dari 2 unut motor atau harga motor Jepang lebih besar diandingkan ½ unit beras, maka Jepang akan impor beras dari Indonesia. Transaksi motor berkisar antar > ½ sampai < 4 unit beras. Jika nilai tukar internasional motor beras adalah 1:1, maka trnsakasi perdagangan akan dilakukan karena rasio tukar dalam interval > ½ sampai < 4. Tabel di bawah menunjukkan jika Indonesia mempertahankan konsumsi awalnya yakni 40 unit beras, maka 40 untui beras sisanya diekspor ke Jepang, maka dengan rasio tukar 1 : 1, Indonesia akan mendapatkan 40 unit motor seperti yang terlihat dalam table berikut
Manfaat Perdagangan Internasional
(Unit)

Negara
Sebelum Spesialisasi
Sesudah Spesialisasi

Motor
Beras
Motor
Beras


Indonesia
10
40
40
40


Jepang
50
25
60
40


Total Dunia
60
65
100
80




c. Keunggulan Komparatif (ComparativeAdvantages)

Yang menjadi pertanyaan, apakah yang harus dilakukan bila sebuah negara memiliki keunggulan absolut atas semua komoditas yang diperdagangkan. Pertanyaan ini sangat relevan dengan dunia nyata. Misalnya, secara teknis Amerika Serikat (USA) memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi mobil dan tekstil dibanding Indone­sia. Tetapi mengapa USA mengimpor tekstil dari Indonesia. Bukankah lebih baik bila USA mengekspor mobil dan tekstil ke Indonesia?

Tabel berikut ini menunjukkan bahwa USA memiliki keunggulan absolut dalam produksi mobil maupun tekstil. Untuk memproduksi satu unit mobil, USA hanya membutuhkan 25 tenaga kerja, sedangkan Indonesia 100 tenaga kerja. Untuk memproduksi satu unit tekstil, USA hanya membutuhkan 10 tenaga kerja, Indonesia 20 tenaga kerja.


Biaya Produksi Per Unit Mobil dan Tekstil,
Dlukur Dengan Jumlah Tenaga Kerja Yang Digunakan
Untuk Memproduksi 1 Unit Output dl Indonesia dan USA

Negara                1

Mobil (M)
Tekstil (T)
Rasio Tukar
Domestik


Indonesia
100
20
1M:5T


USA
25
10
1M : 2,5T




Bila baik Indonesia maupun USA masing-masing memiliki 1.200 tenaga kerja, maka kombinasi output yang dihasilkan masing-masing negara adalah sebagai berikut:






Potensi Produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia dan USA
Tanpa Spesialisasi
(Unit)

Negara
Mobil (M)
Tekstil (T)
Rasia Tukar
Domestik


Indonesia
12
60
1M:5T


USA
48
120
1M : 2,5T




Teori keunggulan absolut tidak dapat menjawab apakah sebaiknya USA dan Indo­nesia melakukan perdagangan. Tetapi menurut David Ricardo, Indonesia dan USA dapat melakukan perdagangan bila masing-masing negara memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage).

1. ManfaatSpesialisasi

Jika baik Indonesia maupun USA pada awalnya mengalokasikan masing-masing separo angkatan kerjanya untuk memproduksi mobil dan tekstil, maka kombinasi konsumsi masing-masing negara adalah seperti tertera dalam table dberikut







Tabel 5.8
Potensl Produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia dan USA
Dengan Spesialisasi
(Unit)

Negara
Sebelum   pesllaliau$

Sesudah Spesialiasi

Mobil
Tekstil
Mobil
Tekstil


Indonesia
6
30
0
60


USA
24
60
48
0


Total Dunia
30
90
48
60



2. Manfaat Perdagangan Internasional

Sama halnya dengan keunggulan absolut, maka dalam kasus keunggulan komparatif, perdagangan baru terjadi bila rasio tukar internasional lebih menguntungkan dibanding rasio tukar domestik. Bagi Indonesia, perdagangan baru dilaksanakan bila harga per unit mobil di pasar internasional < 5 unit tekstil. Sebaliknya, USA baru mau menjual mobilnya bila harga per unit mobil > 2,5 unit tekstil.
Misalkan harga mobil di pasar internasional setara 3 unit tekstil, maka baik USA maupun Indonesia akan melakukan perdagangan. Seandainya Indonesia ingin mempertahankan konsumsi tekstil dalam negerinya sebesar 30 unit, karena melakukan spesialisasi tekstil Indonesia dapat mengekspor 30 unit tekstil ke USA.
Dengan harga yang berlaku, Indonesia memperoleh 10 unit mobil. Dengan per­dagangan internasional, ternyata konsumsi rakyat Indonesia makin baik dengan bertambahnya konsumsi mobil sebanyak 4 unit (10 unit - 6 unit).

Manfaat Perdagangan Internasional antara Indonesia dengan USA (unit)


Sebelum
spealisasi
Sesudah
spesialisasi
Negara
Mobil
Tekstil
Mobil
Tekstil
Indonesia
6
30
10
30
USA
24
60
38
30
Total dunia
30
90
48
60

Sebaliknya USA, konsumsi mobilnya meningkat dari 24 unit menjadi 38 unit, sementara konsumsi tekstilnya berkurang dari 60 unit menjadi 30 unit. Tentu timbul pertanyaan apakah dengan perdagangan internasional USA dirugikan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita melihat perubahan PPC sebelum dan sesudah per­dagangan. Ternyata balk USA maupun Indonesia sama-sama bergerak di PPC yang lebih balk daripada PPC sebelum perdagangan. Karena itu, baik Indonesia maupun USA sama-sama menikmati manfaat perdagangan.